CERITA INDAH PENGALAMAN SEHARI HARI

KENANGAN DIDALAM BUS LINTAS TIMUR ANTARA SOREK SAMPAI MEDAN

Hampir setengah bulan setelah Lebaran tepatnya Minggu 11 September kami berangkat mudik dari Kota Sorek (Pelalawan – Riau) ke Medan. Kami naik angkutan bus umum Lintas Timur, kebetulan di Kota Sorek ada loket bus “M”, jadi kami membeli tiket disana dengan nomor bangku 11 dan 12. Bus “M” berangkat sekitar jam 15.00 wib yang bertolak dari Kota Rengat. Didalam perjalanan lancar – lancar saja, namun sampai didaerah Kota Aek Kanopan perjalanan sedikit terkendala akibat dua bus umum bersenggolan (Bus “P” dengan Bus “I”). Bus melintang di badan jalan. Saat itu jam menunjukkan pukul 03.30 wib malam. Akibatnya Bus berhenti total. Kemacetan tak terhindar lagi karena badan jalan kiri dan kanan sudah dipenuhi oleh bus – bus penumpang yang besar. Antrian Bus jurusan Pekanbaru – Medan cukup panjang, demikian juga antrian Bus jurusan Medan – Pekanbaru juga cukup panjang. Semua Bus menumpuk di situ, hanya beberapa sepeda motor saja yang dapat melewati pinggir jalan. Untunglah Polisi dan LLAJR dengan cepat mengatasi kemacetan ini. Sekitar pukul 09.30wib pagi Bus yang kami tompangi mulai berangkat meninggalkan Aek Kanopan tempat terjadi kemacetan itu.

Memang menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, namun kebosanan itu terobati karena kami merasa terhibur oleh seorang bocah lelaki kecil yang lucu. Umurnya sekitar 3,5 – 4 tahun. Omongannya masih celet alias kurang tepat.

Dia dari suku Karo, namanya FRAN yang akan pulang ke Medan ke kampung halamannya di Bukit Lawang SUMUT. Dia bersama kedua orang tuanya dan sanak keluarga yang lain. Ibunya punya marga Tarigan, bapaknya Sembiring, dan pamannya punya marga Karo-karo yang satu pengambilan dengan bapaknya. Mereka satu rombongan mengambil 10 bangku dari Kota Rengat Menuju Medan. Dijari jemari FRAN masih ada bekas kutek (inai) yang dibuatnya saat menghadiri perta perkawinan keluarganya di Rengat. Tingkah FRAN dalam bus itu sungguh menghibur kami, bodinya yang gemuk sintal itu membuat gerakannya tertatih-tatih ditambah lagi rambutnya bagian belakang yang sedikit panjang alias jabrik membuat kami semakin gemes dan ingin mencubit pipinya yang mulus itu.

Didalam bus itu dia gak pernah diam, kadang jalan kesana jalan kemari. Duduknya paling depan, tepat dibelakang sopir. Sekali-sekali bapaknya harus mengalah untuk berdiri dan duduk dilantai depan karena FRAN ingin duduk bebas santai satu bangku bak orang dewasa.

FRAN sangat ramah dengan semua anggota keluarganya. Bila FRAN bosan duduk ia turun dan berjalan-jalan di lantai bus mondar mandir dari muka ke belakang menemui pamannya yang duduknya persis dibangku 13,14. atau disebelah bangku kami. FRAN suka es krim dan jajanan snack lainya. Saat FRAN bersandar didekat bangkunya kami menawarkan dari tempat duduk kami dua buah snack Chocolatos Wafer Roll. Rupanya FRAN tertarik, akhirnya dia mendakat menuju bangku kami dan menerima pemberian kami dengan sedikit malu-malu.

Sebelum dia berangkat kedepan meninggalkan kami, kami memintanya untuk “Toss” atau cas laga tangan. Kami sengaja mempermainkannya sehingga setiap kali tangannya Toss, kami mengelakkan tangan kami sehingga telapak tanganya tidak tepat mengenai telapak tangan kami. Berkli kali dilakukan toss namun selalu tidak tepat. Kami tertawa dalam hati melihat emosinya yang mulai keluar. Dia marah, sampai-sampai tangan kirinya memegang tangan kami agar tak bisa mengelak saat dia melakukan toss. Dia terus saja ngotot mau mem-pas telapak tanganya, namun kami mengelak, hampir saja tangan kami digigitnya karena toss nya tak pernah pas.Terakhir ditaruhnya tangan kami dipipinya tanda toss nya sudah pas, lalu dia pergi dengan berjalan mundur meninggalkan kami sambil mengucapkan ucapan terima kasih. Ia melaporkan kejadian kepada ibunya tentang tossnya yang sudah berhasil alias sudah pass. Kebetulan Chocolatos kami masih ada tersisa satu lagi. Kami coba menawarkan lagi, dia datang megambilnya namun dia tidak mau beranjak karena mau minta satu lagi, padahal memang sudah tinggal satu itu. FRAN ngotot minta satu lagi sambil merengek. Setelah kami tunjukkan tempatnya sudah kosong barulah dia percaya memang sudah habis. Sebelum pergi kami memintanya untuk toss lagi. Pertama kami tetap mengelakkan tangan kami sehingga dia marah, terakhir dipegangnya tangan kami agar tossnya bisa pas/tepat. Dengan bangga dia melaporkan ke ibunya bahwa tossnya sudah Pas. Memang meggemaskan sekali tingkahnya, apalagi omongannya yang celet menggelitik hati. Saat ibunya menyuruh minta minyak kayu putih pada kakak ibunya dia bilang “ ada nyateh ” maksudnya ada “minyak kayu putih”, kami tertawa geli dalam hati mendengar omongannya itu.

Terus saat ibunya menyuruh pinjam sendok untuk makan bubur, di berkata “ ada ndok “. Saat itu bus masih juga berhenti macet, karena sudah kekenyangan dia mau buang air besar, akhirnya dia turun kebawah dan berjongkok dibawah pohon sawit. Tidak seperti bocah umumnya yang buang air besar pada satu tempat, tapi FRAN buang air besar sampai tiga tempat.

Pertama buang dibawah pahon sawit, setelah keluar pindah ketempat lain, setelah keluar pindah lagi ketempat lain, lucu sekali cara FRAN buang air besar yang berpindah-pindah itu. Setelah bus berjalan lancar sampailah kami di Kisaran sekitar jam 11.00 wib, bus berhenti di salah satu rumah makan. Satu persatu penumpang turun untuk makan siang, FRAN masih tertidur pulas, saat dibangunkan bapaknya FRAN menangis dan akhirnya dia turun juga.

Saat dimeja makan bagaikan orang dewasa saja, FRAN mengambil satu tempat duduk untuk makan. Tak berapa lama mereka duduk mobil pun akan berangkat. FRAN terpaksa makan cepat-cepat. Sampai di Sei Rampah – Sergai, FRAN masih tidur. Kamipun turun sambil pamitan pada keluarga FRAN. Itulah kenangan yang menyenangkan yang kami ingat.

Terakhir kami ucapkan … “ apa kabar sahabat kecilku FRAN di Bukit Lawang SUMUT, semoga FRAN baik-baik selalu dan semakin lucu aja… “ Sampai bertemu di lain waktu.

Salam dari sahabatmu di SOREK

FARDIN SARAGIH Email : aplikasimu@yahoo.co.id